Film Horor Jadul Seru dari Korea Selatan: ACACIA (2003)
Film Horor Jadul Seru dari Korea Selatan: ACACIA (2003)
Review film menuju bulan Oktober ini datang dari salah satu film horor yang membuat Memoar Sinema akhirnya sangat penasaran dengan horor Korea Selatan.
Kalau tidak salah, Memoar Sinema menonton film ini sekitar tahun 2005-2006. Nontonnya tidak sendirian sih, tapi efek horornya lumayan membekas. Sangking membekas, bikin Memoar Sinema semakin penasaran dengan semua jenis film horor yang ada di dunia.
Tidak perlu berlama-lama. Ayo, masuk ke pembahasan filmnya.
➖➖🎞️🎞️🎞️➖➖
Judul: Acacia
Sutradara: Shane Acker (Diproduseri oleh Tim Burton dan Timur Bekmambetov)
Cerita ditulis oleh: Pamela Pettler dan Shane Acker
Genre: Aksi, Petualangan, Fantasi, Fiksi Ilmiah
Pemain: Elijah Wood, John C. Reilly, Jennifer Connelly, Christopher Plummer, Crispin Glover, Martin Landau, Fred Tatasciore
Rilis: 9 September 2009
Durasi: 1 Jam 19 menit
Negara: Amerika Serikat
Rating Usia: 13+
➖➖🎞️🎞️🎞️➖➖
Sinopsis Film Acacia:
Kim Do Il dan istrinya, Choi Mi Sook sudah lama selalu mencoba untuk bisa punya anak. Tapi, selalu saja gagal. Nah, atas desakan sang suami dan mertuanya, Mi Sook yang tersudut akhirnya setuju saja untuk mengadopsi seorang anak dari panti asuhan.
Mi Sook, adalah perempuan yang tertarik dengan seni, karena itulah dia tertarik pada lukisan pohon akasia buatan anak laki-laki bernama Jin Sung yang ditemui di panti. Merasa cocok, Mi Sook memutuskan untuk mengadopsinya.
Awalnya, kehidupan keluarga baru mereka berjalan harmonis. Jin Sung juga akrab-akrab saja dengan anak tetangga mereka, Min Jee. Akan tetapi, semuanya berubah waktu Mi Sook hamil dan Jin Sung punya adik.
Jin Sung mulai merasa dirinya diasingkan dari keluarga dan perlahan mulai terobsesi dengan pohon akasia yang kebetulan ada di halaman rumah mereka. Bertepatan dengan kegalauannya, Jin Sung mendengar kalau ibunya berencana untuk mengembalikan Jin Sung ke panti asuhan.
Tak lama setelah mengetahui hal itu, patah hati malah membuat Jin Sung menghilang dan hal ini memicu berbagai rangkaian peristiwa aneh dan mengerikan yang mulai terjadi di rumah mereka.
Bahkan pepohonan dan hujan seolah-olah ingin mengungkapkan apa yang sudah terjadi pada keluarga ini.
***
Kita akan memasuki review film yang setelah Memoar Sinema nonton ulang beberapa tahun lalu, ternyata tidak seseram itu loh.
Hanya saja, sebagai film yang membekas, Memoar Sinema tidak bisa bilang film ini jelek. Memang, setelah bertambah umur Memoar Sinema baru paham kalau ini film horor psikologis yang mungkin sulit dicerna oleh anak di bawah 15 tahun.
Makanya dulu saat menonton yang terekam ya adegan horornya doang. Apalagi dibayang-bayangi cerita anak yatim piatu yang diadopsi, jadi kebayang ke diri sendiri. Hiih horor.
Waduh, daripada bahas curcol mendingan langsung bahas apa saja yang menarik dan mungkin justru biasa aja dari film horor jadul ini.
Baca juga: 17 Again
Review horor lainnya: Review Film Horor: The Cat
Review Film Horor Jadul Acacia: Plotnya Lambat, tapi Mencekam
Setelah dua kali menonton ini, salah satu aspek paling mencolok dari Acacia adalah alur ceritanya yang memang bergerak lambat. Banyak juga adegan yang kelihatan tidak relevan di awal film, tapi semuanya jadi terjalin lebih jelas di akhir film. Ini dilakukan untuk menaikkan tension dan 'kegeregetan' penonton dalam hal psikologis sih.
Namun, mungkin bagi tipe penonton yang tidak sabaran, plot lambat begini bisa terasa membosankan. Tapi, bagi yang berhasil bertahan, akhir ceritanya menawarkan twist yang cukup mengejutkan, meskipun tidak sepenuhnya memuaskan ehehe....
Intinya, keberadaan 'si anak' dan 'pohon akasia' itu sendiri menjadi penggerak plot paling utama. Jangan sampai lengah sama keberadaan mereka ya.
➖➖🎞️🎞️🎞️➖➖
Review Film Acacia: Film yang Terlalu Klasik
Film ini benar-benar terlalu klasik nan jadul. Karena menyertakan elemen-elemen supranatural yang sudah sangat umum ditemukan dalam film horor Asia, seperti pohon, lukisan dan hujan sebagai simbol mistis, serta permainan perspektif yang menambah kesan misterius dari sebuah sudut pandang tertentu.
Meskipun klasik, sepertinya kalau ditonton sekarang terlebih bagi yang kurang suka horor, film ini akan tetap lumayan berhasil menuntut kita sebagai penonton untuk terus memperhatikan detail-detail kecil yang akan berperan besar di akhir cerita.
Pendekatan ini memainkan psikis, memaksa kita ikut berpikir dalam merangkai kepingan puzzle yang ada sampai akhir film. Konvensional banget ya? Kayaknya beberapa horor Asia yang sekarang masih begini juga kan formula dan bentukannya?
***
Review Film Korea Selatan: Film yang Agak Ambigu
Film Acacia lumayan ambigu menurut Memoar Sinema. Ada banyak momen yang membuatku bertanya-tanya, apakah peristiwa dalam film ini nyata atau hanya hasil dari rasa bersalah dan ketidakstabilan emosi dari karakter-karakternya. Mirip-mirip A Tale of Two Sisters gitu.
Karena ini juga, film jadi terasa kurang berkembang karakternya. Pokoknya yang terasa dan berkesan cuma sosok Jin Sung dan segala keanehannya saja.
Meskipun begitu, Acacia ini tetap coba menggambarkan transformasi psikologis sang ibu dan Jin Sung, walau terkesan tidak alami dan cenderung dipaksakan.
➖➖🎞️🎞️🎞️➖➖
Review Film Horor Jadul Acacia: Kualitas dan Pesan Film
Saat menonton di tv dulu, penampakan film ini terasa udah jadul juga. Apalagi kalau dinonton sekarang ya? Vibes-nya bakal sejadul Bangkok Haunted dan Shutter dari Thailand.
Entah karena editingnya, atau memang kualitas Korsel saat itu ya emang segitu saja. Ditambah, seingat Memoar Sinema setelah menonton yang kedua kalinya baru menyadari kalau ada beberapa adegan yang tampak tidak sinkron dengan narasi, sehingga bikin bingung. Adegan-adegan yang terasa terpotong dan acak juga bikin film jadi kehilangan alur yang jelas di beberapa momen pentingnya.
Secara keseluruhan, di antara elemen horor yang memang mencekam dan supranaturalnya yang bikin merinding, Acacia menyampaikan pesan tentang penolakan, kesepian, dan trauma keluarga. Acacia coba menyelami perasaan seorang anak yang diabaikan dan menggambarkan betapa rapuhnya ikatan keluarga ketika rasa cinta dan perhatian tidak merata.
Hubungan antara Jin Sung dan pohon akasia yang dia yakini sebagai "ibu" menjadi simbol dari kasih sayang yang tidak terpenuhi di keluarga barunya.
Ingat, jika belum siap menjadi orang tua. Sebaiknya jangan gegabah, apalagi sampai mengadopsi anak. Saat memutuskan punya anak, itu tanggung jawab. Jangan sekali-kali merasa menyesal telah mengadopsi atau memiliki anak.
Baca juga: 13 Going on 30
Mungkin Anda sukai: Horor Thailand Coming Soon
Sekian review film kali ini, bagi pembaca Memoar Sinema yang suka film horor dengan alur lambat tapi loncat-loncat dan jump scare-nya standar, Acacia bisa jadi film yang seru kok.
Tapi, bagi pembaca Memoar Sinema yang mencari horor dengan ketegangan yang wah banget, apalagi kalau sudah sering khatam film horor ya film ini akan terasa lambat dan kurang menakutkan sih.
➖➖🎞️🎞️🎞️➖➖
Sekian review hari ini, sampai ketemu di review film lawas lainnya. Oh ya, kamu punya film lawas yang ditonton semasa kanak-kanak, nggak? Coba komen di bawah apa judulnya? Dan membekas sejauh mana?
Terima kasih sudah mampir~~
Komentar
Posting Komentar